Selasa, 21 Oktober 2008

PROFIL Ir. Edi Nevian



IR. EDI NEVIAN

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu

Bang Edi, begitu ia biasa disapa, memulai karirnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun 1990. Lelaki bernama lengkap Ir. Edi Nevian yang lahir di Mukomuko, 45 tahun silam ini sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang dikaruniakan kepadanya. Terlebih lagi, walau pelan namun pasti, ia boleh dipandang berhasil dalam berkarya hingga bisa seperti sekarang ini, menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu. Filosofi hidup yang ia terapkan cukup sederhana. Ia hanya ingin berbuat yang terbaik bagi dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat. Berangkat dari pengalaman dan belajar seperti air mengalir. ”Ga’ usah neko-neko, kalau orang Jawa bilang,” kata Edi bernada canda kepada Tim Explore Indonesia saat menyambangi pria berkumis itu di kantornya beberapa waktu lalu.

Selama 18 tahun dalam perjalanan karir, suami suami dari Idawati Malik ini sudah menduduki beberapa jabatan sebagai pimpinan. Adapun rahasianya adalah selalu bekerja secara maksimal sesuai dengan bidang tugas dan terus berusaha memberikan yang terbaik. Ia menganggap yang terpenting kita semua itu sahabat, baik yang kecil maupun yang besar, dalam arti mulai dari masyarakat biasa hingga sahabat yang sudah mempunyai jabatan yang sangat tinggi. Pada prinsipnya ia senang bergaul, senang punya teman banyak dan berusaha untuk berfikir positif.

Dari semua jabatan maupun tugas yang telah diberikan bukan semata-mata kehendak darinya, melainkan penilaian dari cara kerjanya. ”Sekarang saya ditugaskan sebagai Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu bukanlah atas kehendak sendiri,” ujarnya merendah. Edi dipercaya oleh pimpinan karena potensi yang ada di dalam dirinya sesuai dengan apa yang menjadi tugasnya sekarang. Enterpreneur, entertain dan suka berteman dengan orang banyak. Seperti itulah sifat yang ada padanya. Di dunia pariwisata memang harus banyak berkoordinasi serta menjalin kerjasama dengan masyarakat, juga pemerintah. Sehingga saat ini, ayah dua putri (Dea Diandini P. & Dinda Kenala R.) ini dinilai sukses menjalankan tugasnya sebagai Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu.

Bengkulu memiliki obyek wisata yang menarik dan unik. Untuk memaksimalkan pemanfaatan potensi tersebut, Dinas Pariwisata di bawah kepemimpinan Bang Edi terus berupaya mempromosikan obyek-obyek wisata dan kebudayaam dengan tujuan utama menarik wisatawan datang berkunjung ke Bengkulu. Dilihat dari sisi geografis bisa dikatakan bahwa Provinsi Bengkulu beruntung sekaligus tidak untung.

Dikatakan tidak untung, karena kota ini tidak dalam jalur perlintasan lalulintas transportasi nasional, apalagi internasional, baik laut, udara, maupun darat. Akibatnya, kunjungan wisata tidak seramai di daerah lain. Akan tetapi, kondisi itu memberi keuntungan bagi wilayah Bengkulu yakni mempunyai daerah alam yang masih perawan, seperti hutan-hutannya yang sangat asri dan alami. Keindahan alam inilah yang akan ditonjolkan, disamping keragaman etnis warga dan kebudayaannya.

Salah satu keistimewaan yang dimiliki adalah Fatma Raksasa (Bunga Raflesia Arnoldi) yang ditemukan oleh Sir. Thomas Rafles pada abad ke-18, pada masa Bengkulu dan Nusantara dijajah oleh Inggris. Bunga itu tumbuh di hutan-hutan yang memang masih asri dan lebat. Keunikan lainnya adalah bahwa Bengkulu mempunyai daerah-daerah yang mempunyai 2 (dua) iklim yang berbeda antara pesisir dengan pegunungan cukup dekat. Cukup menempuh waktu 2 jam saja kita bisa berpindah dari suasana panas seperti pantai ke suasana pegunungan. Di samping itu, Bengkulu juga mempunyai obyek wisata bernilai historis karena mengalami masa penjajahan Belanda dan Inggris. Kondisi masa lampau tersebut meninggalkan sisa-sisa perjalanan sejarah yang saat ini terus digali dan dipublikasikan ke masyarakat baik dalam maupun luar negeri.

Dalam menjalankan tugas, kata Bang Edi, tidaklah selalu mulus. Sebagai pembina pariwisata yang pengelolaannya operasionalnya di Kabupaten/Kota, terkadang harus berbenturan dengan kebijakan berbasis otonomi daerah. ”Kita di daerah, khususnya Tingkat II tidak peduli lagi ke atas. Hal inilah yang menjadi kendala dalam hal pembinaan,” ujarnya. Untuk itu, dalam menangani tugasnya di bidang pariwisata yang notabene lebih banyak bersifat hiburan, Bang Edi harus pandai-pandai menempatkan diri antara tugas sebagai Kadispar Provinsi Bengkulu dan seorang sahabat bagi para teman-temannya termasuk para tamu wisatawan yang berkunjung ke Bengkulu. Banyak masyarakat yang berucap kalau Kadispar Provinsi Bengkulu itu gaul. Menanggapi fenomena itu, ia berkata, ”Kita semua itu sama sebagai manusia biasa, tanpa harus memilih-memilih teman. Selama kita masih dijalur positif,” ucapnya dengan senyum.

Ketika ditanya mengenai pembagian waktu luang di antara jadwalnya yang padat, beliau menjelaskan bahwa jika ada rombongan tamu wisatawan yang berkunjung, ia sering harus menemani hingga melewati batas jam kerja. Di sinilah, Bang Edi harus pintar berbagi waktu antara tugas dan keluarga. ”Saya pernah diomelin pada waktu itu sama isteri, karena menemani sampai larut malam,” ujarnya dengan tawa. Tetapi karena memang ini tugas, keluarganya pun perlahan memahami pekerjaannya. Pada hari libur beliau sering mengajak keluarga jalan-jalan dan menghadiri undangan bersama-sama. ”Saya bisa seperti ini merupakan dukungan juga dari keluarga,” akunya.

Setiap diundang menghadiri event-event remaja, Edi Nevian selalu menyampaikan pesan kepada para pemuda Bengkulu bahwa kita harus bangga dengan daerah sendiri. Jangan malu mengatakan kita orang Bengkulu. Faktanya, Bengkulu itu indah, memiliki sumber daya alam yang melimpah, pemandangan yang cantik, masyarakat yang berbudaya tinggi, dan banyak lagi. Potensi itu adalah modal besar untuk bisa tumbuh sejajar dengan daerah dan kota lainnya. ”Selain itu, saya juga berpesan agar mulai dari sekarang kita harus siap menjadi pusat kunjungan wisata, sehingga perlu mengembangkan ketrampilan dan skill mereka dalam menghadapi wisatawan yang berkunjung,” papar Edi. Mungkin dengan belajar beberapa bahasa asing, lanjut dia, kita dapat membuka jalan bagi pemuda-pemudi di Bengkulu mendapatkan lapangan kerja di bidang pariwisata. Yang terpenting adalah jauhi hal-hal yang negatif seperti mengkonsumsi narkoba atau sejenisnya.

Memberikan perubahan kepada Provinsi Bengukulu adalah target Bang Edi. Ia ingin Bengkulu segera bisa sejajar dengan kota-kota lain dan lebih dikenal baik di level nasional maupun international. Seperti Yovie – salah seorang artis muda Bengkulu – yang terus ia suport sehingga sukses menempati peringkat Juara II pada suatu acara di salah satu stasiun televisi swasta di Jakarta. Disadari benar bahwa saat ini orang Bengkulu masih langka ditemukan di jajaran birokrasi tingkat tinggi, menteri, artis penyanyi dan jabatan atau profesi lainnya. Masih amat jarang yang mampu berkiprah di tataran nasional apalagi internasional. Untuk itu, targetnya ke depan jika diberi kesempatan oleh masyarakat, ia ingin tetap mengabdi menjadi pemimpin yang baik dan bisa membantu masyarakatnya lebih maju di segala bidang, demi kesejahteraan semua lapisan masyarakat di wilayahnya. (Teks & foto oleh Yosef Ferdyana)

Tidak ada komentar: