PERCEPATAN PEMBANGUNAN KABUPATEN MUKOMUKO UNTUK LEPAS DARI PREDIKAT KABUPATEN TERTINGGAL
Oleh: Risvan Anwar dan Indra Cahyadi*
Pendahuluan
Kabupaten Mukomuko merupakan salah satu kabupaten pemekaran di Propinsi Bengkulu, yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No : 3 Tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003, dan diresmikan pada tanggal 23 Mei 2003. Secara geografis, Kabupaten Mukomuko terletak di pantai Barat pulau Sumatera, membujur sejajar dengan pegunungan Bukit Barisan dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.
Berdasarkan 6 (enam) kriteria dasar, yaitu: 1) Perekonomian Masyarakat, 2) Sumberdaya Manusia, 3) Sarana dan Prasarana (Infrastruktur), 4) Kemampuan Keuangan Lokal, 5) Karakteristik Daerah, dan 6) Aksesibilitas dalam penentuan ketertinggalan suatu daerah, maka kabupaten Mukomuko merupakan satu dari 199 kabupaten tertinggal di indonesia. Berdasarkan kreteria tersebut terdapat 47 desa tertinggal atau 60% dari desa yang ada di kabupaten Mukomuko.
Jumlah desa tertinggal terbanyak terdapat di Kecamatan Mukomuko Selatan, yaitu sekitar 34%, disusul oleh Kecamatan Teras Terunjam sebanyak 25,5%, Kecamatan Lubuk Pinang sebanyak 17%, Kecamatan Mukomuko Utara sebanyak 12,8% dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Pondok Suguh, yang hanya sekitar 10,6%. Untuk mengentaskan ketertinggalan tersebut maka perlu disusun strategi pembangunan khusus dan berkesinambungan untuk kabupaten Mukomuko.
Penyebab Ketertinggalan
Luas wilayah darat Kabupaten Mukomuko adalah 403.670 Ha atau 4.036,70 km2 dan luas wilayah laut 72.760 ha atau 727,60 km2 (dihitung sejauh 4 mil dari garis pantai). Kabupaten Mukomuko merupakan kabupaten terjauh dari Ibu Kota Provinsi. Jarak antara Kota Bengkulu ke Kota Mukomuko lebih kurang 325 km atau 7 jam perjalanan dengan kendaraan bermotor. Jarak yang jauh ini akan berhubungan dengan aksesibilitas dan mobilitas.
Kabupaten Mukomuko memiliki banyak Daerah Aliran Sungai (DAS). Daerah Aliran Sungai di Kabupaten ini sebanyak 41 buah dengan luas 80.372,7 ha dengan panjang sungai 5.275,7 km. Pembangunan di daerah aliran sungai, terutama daerah hulu, harus hati-hati karena terbukanya areal DAS dapat mengakibatkan bencana alam seperti banjir, erosi dan tanah longsor. Dianjurkan untuk tidak membuka areal hulu DAS ini. Luasnya Daerah Aliran Sungai di kabupaten Mukomuko berarti luas pula areal yang tidak boleh dibuka. Selain itu Kabupaten Mukomuko juga memiliki lahan gambut yang cukup luas yang tersebar di dua kecamatan utama yaitu kecamatan Mukomuko dan kecamatan Lubuk Pinang. Luas lahan gambut di dua kecamatan tersebut adalah 14.016,70 ha. Pengembangan pembangunan di lahan gambut ini memerlukan biaya yang tinggi, mulai dari pembuatan saluran drainase, memperbaiki struktur tanah sampai penetralisiran kemasaman tanah untuk tujuan budidaya tanaman. Selain itu kabupaten mukomuko juga memiliki hutan lindung Taman Nasional Kerinci Sebelat yang sangat luas yaitu 131.341,00 km2 atau 32,54% dari luas wilayah. Ini berarti sangat luas potensi alam yang tidak dapat diekspoitasi.
Kabupaten Mukomuko tertinggal juga sangat berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang masih rendah dikarenakan terbatasnya akses masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja.
Sarana dan prasarana di dalam wilayah-wilayah tersebut seperti jaringan listrik, transportasi, dan komunikasi masih kurang memadai. Produksi listrik hanya 817.112 KWH, sedangkan kebutuhan listrik sebesar 5.249.650 KWH. Mungkin telekomunikasi yang agak menggembirakan sejak telepon seluler masuk di kabupaten Mukomuko. Namun masih banyak juga wilayah-wilayah yang belum terkover oleh telepon seluler. Masalahnya adalah telepon seluler ini mahal bagi masyarakat. Sedangkan telepon kabel hanya ada diibukota Mukomuko dan Ipuh. Kondisi jalan di kabupaten muko-muko terdiri dari rusak berat 135 km, rusak 194 km, sedang 81 km dan hanya 52 km yang katagori baik. Jalan yang beraspal sepanjang 169,6 km, koral dan krikil sepanjang 158 km dan jalan tanah 136 km.
Kegiatan ekonomi lokal juga belum mengalami perkembangan dikarenakan terbatasnya prasarana dan sarana ekonomi sehingga membatasi akses masyarakat terhadap permodalan, pasar, informasi dan teknologi. Data memperlihatkan bahwa dari 29.998 kepala keluarga di kabupaten Mukomuko terdapat 15.754 KK atau 52,52% katagori keluarga miskin
Mungkin saja semangat Pemerintah Daerah untuk membangun kabupatennya sangat tinggi, namun bila dilihat kemampuan keuangan daerah yaitu dari PAD-nya hanya Rp. 720 Juta pada tahun 2004 dan Rp. 1,22 milyar tahun 2005. Tidak banyak yang dapat diperbuat dengan PAD sebesar itu, mungkin hanya cukup untuk membeli alat tulis kantor. Oleh karena itu untuk bisa melepaskan diri dari ketertinggalan ini maka perlu strategi khusus yang dilakukan Pemda Mukomuko dari hanya kerja-kerja rutin seperti sekarang ini.
Potensi Daerah
Pembagunan Kabupaten Mokomuko kedepan, tentunya mengacu kepada potensi yang dimiliki. Dengan luas Kabupaten Mukomuko lebih kurang 403.670 Ha, sebagian wilayah mempunyai ketinggian dibawah 500 meter di atas permukaan laut yaitu sekitar 83,08 %, dan hanya 16,92 % yang mempunyai ketinggian melebihi 500 meter diatas permukaan laut.
1. Potensi Lautan (Sektor Perikanan Laut)
Kabupaten Mukomuko mempunyai garis pantai sepanjang 98,17 Km, dengan demikian luas kawasan laut sejauh 4 mil dari garis pantai meliputi wilayah seluas lebih kurang 72.760,106 Ha atau 727.601,06 Km2. Pantai Barat Kabupaten Mukomuko memanjang dari arah Barat Laut (di perbatasan Propinsi Sumatera Barat) sampai arah Tenggara (sebelah selatan Air Rami) membentuk garis pantai yang relatif lurus, seperti halnya pantai-pantai yang berhadapan dengan perairan samudra.
Potensi lautan merupakan potensi penangakapan ikan di laut. Hingga saat ini, belum tersedia data potensi sumberdaya ikan (SDI) yang ada di laut Kabupaten Mukomuko. Untuk memberikan gambaran potensi, maka akan didekati dengan potensi sumberdaya ikan di laut Propinsi Bengkulu. Propinsi Bengkulu memiliki potensi perikanan pada laut teritorial (0-12 mil) sebesar 46.195 ton dan pada ZEE sebesar 80.022 ton. Dengan demikian, total potensi SDI di Propinsi Bengkulu adalah 126.217 ton.
Panjang garis pantai Kabupaten Mukomuko sekitar 14% dari panjang garis pantai Propinsi Bengkulu. Dengan menggunakan pendekatan perbandingan yang proporsional, potensi SDI Kabupaten Mukomuko sekitar 17.670 ton. Potensi ini memberikan peluang untuk meningkatkan jumlah dan produktivitas nelayan. Apalagi, nelayan tidak hanya menangkap ikan di laut Mukomuko saja, tetapi juga bisa menjangkau wilayah yang lebih jauh, tergantung pada armada dan teknologi penangkapan yang digunakan. Disamping memiliki SDI, laut juga dapat dimanfaatkan untuk aktivitas ekonomi lainnya seperti budidaya rumput laut.
Potensi Investasi sektor perikanan di Kabupaten Mukomuko memiliki prospek yang cukup luas, hal ini terlihat dari wilayah pantai yang dimiliki. Jenis-jenis ikan laut yang tedapat di wilayah pantai Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut; Cakalang (Katsuwomus pelamis), Tongkol (Euthiynmus sp), Tenggiri (Scomberomorus sp), Madidihang (Thunmus albacares), Albakora (Thunmus alalunga), Setuhuk hitam (Makaira indica), Setuhuk loreng (Makaira nitsukurii), Setuhuk biru (Makaira mazara), Layaran (Istiophorus platypterus), Ikan cucut (Isurus glaucus), Ikan pelagis kecil, Udang Penaide dan ikan Demersal.
Pada perikanan darat, peluang investasi juga memiliki prospek yang cukup luas, saat ini peluang ini belum sama sekali tersentuh oleh investor, antara lain : Kolam air tawar, tambak udang dan tambak ikan bandeng.
2. Potensi Daratan
Selain dari itu, wilayah daratan yang dimiliki kabupaten Mokomuko juga terhampar luas kawasan pekebunan rakyat dan perkebunan besar yang secara terus menerus terjadi pertumbuhan. Potensi wilayah daratan ini khususnya perkebunan rakyat, hal ini telah banyak memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat secara umum, akan tetapi pola pengelolaan yang dilakukan dan sarana infrastruktur yang dimiliki masih sangat kurang, sehingga output atau hasil yang dicapai di bidang ini masih sangat kurang dan berpotensi untuk ditingkatkan.
Wilayah daratan pada bagian pesisir Mukomuko juga merupakan wilayah yang potensial. Daerah pesisir memiliki daerah-daerah aliran sungai yang potensial dikembangkan untuk perikanan budidaya, seperti budidaya ikan dan udang. Usaha-usaha tersebut hingga saat ini belum berkembang di Kabupaten Mukomuko.
3. Peluang Investasi
Berdasarkan potensi yang dimiliki Kabupaten Mukomuko, Peluang untuk berinvestasi cukup luas diantara :
a. Sektor Pertanian dan Perkebunan
Pada sektor Pertanian dan Perkebunan Prospek investasi masih sangat besar, hal ini dilihat dari areal lahan yang tersedia masih cukup luas, terutama disektor tanaman keras seperti: Kelapa, kelapa sawit, karet, cengkeh, kayu manis, kemiri, aren, kapuk, pinang, kapas, lada, nilam dan kakao. Sementara untuk tanaman pangan prospek yang cukup potensial adalah padi, jagung, kedelai, dan tanaman hortikultura.
Potensi sektor pertanian tanaman pangan yang sebaiknya menjadi prioritas pengembangan di Kabupaten Mukomuko adalah padi dan jagung. Potensi dan produksi padi di Kabuapaten Mukomuko adalah :
Tabel 1. Potensi dan Produksi Padi Kabupaten Mukomuko
Kecamatan | Luas Sawah (Ha) | Luas Panen (Ha) | Produksi (Ton) | Keterangan |
Lubuk Pinang | 3.624 | 2.424 | 8.972,78 | Sawah fungsional : 49,43% dengan produktivitas : 4,025 ton/ha |
Mukomuko Utara | 4.740 | 2.835 | 11.417,71 |
Teras Terunjam | 3.878,2 | 3.228 | 12.918,5 |
Pondok Suguh | 3.912,5 | 17,69 | 27,69 |
Mukomuko Selatan | 1.380,9 | 345 | 1.552.2 |
Total | 17.535,6 | 8.667,69 | 34.888,88 |
Sumber : Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mukomuko, 2006
Sedangkan kawasan produksi dan daerah potensial tanaman jagung di Kabuapten Mukomuko adalah :
Tabel 2. Kawasan Produksi dan Produksi Jagung Kabupaten Mukomuko
Kecamatan | Potensi Lahan (Ha) | Luas Panen (Ha) | Produksi (Ton) | Produktivtas (ton/ha) |
Mukomuko Utara | 5.000 | 2.591 | 10.700,83 | 4,13 |
Teras Terunjam | 1.000 | 244 | 1.000,72 | 4,10 |
Mukomuko Selatan | 1.500 | 361 | 1.490,93 | 4,13 |
Total | 7.500 | 3.196 | 13.192,48 | 4,12 |
Sumber : Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mukomuko, 2006
Sektor perkebunan di Kabupaten Mukomuko saat ini masih didominasi oleh dua komoditi utama, yaitu kelapa sawit dan karet. Komoditi perkebunan lainnya yang juga diusahakan terutama oleh masyarakat adalah kopi, kakao dan kelapa. Gambaran kondisi perkebunan di Kabupaten Mukomuko dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3. Gambaran Kondisi Sektor Perkebunan di Kabupaten Mukomuko
No | Komoditi | Kebun Rakyat (Ha) | Swasta Besar (Ha) | Keterangan |
1 | Kelapa Sawit | 37.858,00 | 30.232 | Luas HGU Perkebunan Besar Swasta 51.502 Ha |
2 | Karet | 14.196,75 | 1.826 |
3 | Kopi | 1.666 | |
4 | Kelapa | 1.954,5 | |
Sumber : Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mukomuko, 2006
b. Sektor Perikanan (budidaya)
Sub sektor perikanan budidaya yang dapat dikembangkan adalah budidaya ikan air tawar. Kabupaten Mukomuko diarahkan sebagai salah satu wilayah untuk pengembangan budidaya ikan nila disamping jenis ikan lainnya, seperti ikan mas, patin dan gurami. Dalam upaya mendukung pemerataan penyediaan benih ikan, maka juga akan dikembangkan unit pembenihan rakyat (UPR).
c. Sektor Industri
Prospek yang dapat dikembangkan pada sektor Industri di kabupaten Mukomuko cukup banyak yang bisa dikembangkan, antara lain: Industri pengolahan kelapa sawit menjadi CPO, kemudian menjadi olein sebagai bahan baku minyak goreng, bahkan menjadi minyak goreng, Industri mebel, Industri pengolahan kopi menjadi kopi bubuk, karet mentah menjadi crumb rubber, kayu menjadi sawn timber dan atau produk moulding, jagung menjadi pakan ternak dan ikan menjadi tepung ikan, Semua peluang tersebut saat ini sebahagian besar masih belum tersentuh.
Dengan berbagai kebijakan kemudahan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, yang berkaitan dengan pelaksanaan investasi di Kabupaten Mukomuko, saat ini dan yang akan datang, maka investor yang akan menanamkan modalnya, akan mendapatkan iklim investasi yang kondusif.
c. Sektor Pertambangan
Disektor pertambangan prospek investasi di Kabupaten Mukomuko, tersedia cukup luas, saat ini yang sudah diketahui potensinya, antara lain: Pertambangan Batu bara, Galian C, Emas, perak dan pasir besi.
d. Sektor Pariwisata
Kabupaten Mukomuko memiliki banyak potensi wisata yang perlu pembenahan dan peningkatan. Profil obyek dan daya trarik wisata di Kabupaten Mukomuko disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Profil Obyek dan Daya Tarik Wisata Kabupaten Mukomuko
No | Lokasi | Potensi | Bentuk Atraksi |
Alam | Sejarah dan Budaya | Buatan |
1 | Pantai Mukomuko | X | | | Rekreasi pantai dan panorama alam |
2 | TNKS | X | | | Pertemuan dua sungai besar, habitat vegetasi hutan dan fauna liar |
3 | Tarian Gandai | | X | | Atraksi tarian rakyat dengan pakaian khas |
4 | Danau Lebar | X | | | Wisata air |
5 | Bendungan Air Manjuto | | | X | Panorama alam dan bangunan bendungan |
6 | Benteng Anna | | X | | Bangunan peninggalan sejarah |
7 | Pantai Air Rami | X | | | Rekreasi pantai dan panorama alam |
8 | Wisata Agro Kelapa Sawit | | | X | Atraksi pengolahan sawit, panorama alam, petualangan |
9 | Wisata Berburu | X | | | Wisata petualangan |
10 | Taman Teratai | X | | | Wisata tirta dan panorama |
11 | Batung Badoro | X | | | Rekreasi pantai dan panorama |
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKMD) Propinsi Bengkulu 2004
Aspek Yang di Intervensi
Untuk menanggulangi ketertinggalan pembangunan tersebut, aspek yang perlu diintervensi adalah:
1. Pengembangan ekonomi lokal. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan perekonomian masyarakat yang berbasis pertanian dengan membangun agroindustri dan pemasaran hasil pertanian.
2. Pengembangan sumberdaya manusia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan mengembangkan kapasitas masyarakat melalui pendidikan formal dan informal.
3. Pengembangan kelembagaan. Program ini bertujuan untuk membentuk dan memperkuat kelembagaan kemasyarakatan dalam mendukung percepatan pembangunan daerah tertinggal.
4. Pembangunan sarana dan prasarana (infrastruktur). Beberapa kegiatan yang dimunculkan seperti fasilitas pendidikan, pengembangan industri pengolahan, meningkatkan transportasi massal bertujuan menjebol keterisolasian daerah yang masih terpencil.
5. Pencegahan dan rehabilitasi bencana. Program ini bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam, termasuk mencegah dampak yang lebih besar.
Program
Program pembangunan yang diusulkan ini, diperkirakan dalam jangka waktu tiga tahun (2007-2009), apabila terlaksana dapat melepaskan kabupaten Mukomuko dari predikat daerah tertinggal.
Pembangunan di bidang pertanian difokuskan kepada upaya-upaya untuk mewujudkan swasembada pangan. Dalam menunjang program ini, masyarakat (petani) perlu diberikan pelatihan untuk mengembangkan kapasitas (capacity building) yang selanjutnya diikuti dengan pemberian perguliran dana sebagai salah satu alternatif sumber permodalan dalam mengembangkan usahatani padi, palawija, jagung dan tanaman sejenis lainnya. Selain itu, juga perlu didirikan industri pengolahan seperti mesin perontok jagung, pengolahan jagung menjadi pakan ternak, penggilingan padi, pengolahan padi menjadi tepung beras.
Khusus dibidang perkebunan, pengembangannya diarahkan pada dua komoditi utama yaitu kelapa sawit dan karet. Diharapkan setiap keluarga miskin memiliki minimal 2 hektar kebun sawit dan satu hektar karet. Program diarahkan pada bantuan bibit berkualitas dan pinjaman dana untuk biaya operasional kebun. Biaya operasional kebun tersebut untuk pembukaan lahan, lobang tanam, penanaman dan pemeliharaan tahun berjalan, serta pemeliharaan tahun kedua. Dana-dana ini disalurkan pada setiap item kegiatan tersebut. Selain itu perlu didirikan pabrik-pabrik CPO mini yang dikelola oleh kelompok-kelompok usaha bersama atau Koperasi atau BUMD atau pemerintahan desa dan tersebar luas didaerah-daerah produksi sawit. Tujuannya adalah untuk mengangkat harga TBS sawit rakyat. Pembangunan kebun khususnya sawit ini dapat ditumpangsarikan dengan tanaman pangan atau palawija. Dengan demikian tidak diperlukan lahan khusus untuk usaha tani tanaman pangan atau palawija.
Pembangunan dibidang kehutanan diarahkan pada penanaman di areal reboisasi hulu DAS dengan menanam tanaman unggul lokal seperti Kayu Bawang, Bambang Lanang atau Surian. Khusus hutan rakyat perlu di tanam tanaman kehutanan yang ditumpangsarikan dengan tanaman multi guna seperti karet, durian, kemiri, kapuk, kayu manis dan sebagainya.
Pembangunan di bidang peternakan, Kabupaten Mukomuko perlu memberikan perhatian yang lebih terutama untuk peternakan sapi. Diharapkan peternakan sapi bisa menjadi icon dalam pembangunan kabupaten Mukomuko, dimana segala sesuatu yang berhubungan dengan sapi terbentuk brand image Mukomuko. Ada dua pola yang perlu dikembangkan dalam peternakan sapi, yaitu pembibitan sapi dan penggemukan sapi. Pembibitan dilakukan melalui pengadaan sapi pejantan unggul dan sapi betina unggul yang dilengkapi dengan peralatan inseminasi buatan. Khusus untuk penggemukan, perlu dilakukan sistem integrasi sawit-sapi, mengingat saat ini telah terdapat sekitar kurang lebih 37.000 hektar perkebunan kelapa sawit rakyat.
Dalam upaya memasarkan produk-produk pertanian (dalam arti luas) dan industri pengolahan hasil pertanian, maka diperlukan fasilitas pasar yang memadai dan masyarakat desa memiliki akses yang mudah terhadap pasar tersebut. Pasar yang dibangun dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu pasar desa, pasar kecamatan dan pasar kabupaten. Khusus untuk pasar desa, satu unit pasar merupakan gabungan aktivitas transaksi masyarakat yang terdiri dari beberapa desa. Disamping itu, untuk memberikan pelayanan informasi yang akurat dan memadai kepada masyarakat perlu didirikan stasiun radio yang dikelola oleh pemerintah daerah.
Kabupaten Mukomuko juga merupakan daerah pesisir yang memiliki potensi perikanan laut dan perikanan budidaya. Namun hingga saat ini, produktivitas nelayan masih sangat rendah yang disebabkan oleh kesenjangan sistem penangkapan dengan daerah lain. Disamping itu, kabupaten Mukomuko juga belum mengembangkan perikanan budidaya dengan baik dan fasilitas yang ada juga tidak memadai. Dengan diawali sosialisasi dan pelatihan untuk capacity building masyarakat pesisir, nelayan dan pembudidaya perikanan perlu diberikan bantuan modal dan alat tangkap dengan pola perguliran yang dilengkapi dengan pendirian industri tepung ikan, cold stage dan pabrik es. Disamping perikanan laut, juga perlu dikembangkan perikanan darat untuk budidaya ikan dan udang mengingat banyak daerah yang ada di kabupaten Mukomuko merupakan daerah aliran sungai yang sekaligus menjadi potensi perikanan darat.
Bidang kesehatan, kabupaten Mukomuko memiliki misi untuk mewujudkan ”Kabupaten Mukomuko Sehat 2010”. perlu dilakukan penyuluhan-penyuluhan tentang pola hidup sehat dan mendirikan fasilitas MCK dan sarana air bersih pada level desa, yang juga sekaligus untuk merubah perilaku masyarakat. Disamping itu, untuk menekan laju pertumbuhan penduduk perlu dilakukan pelayanan KB gratis bagi keluarga sejahtera 1 dan pra-sejahtera.
Pengembangan sumberdaya manusia, terutama melalui jalur formal harus memperhatikan sarana dan prasarana pendidikan, kemampuan dan motivasai tenaga pendidik, serta kenyamanan menuntut ilmu. Dalam menumbuhkembangkan minat baca dan meningkatkan wawasan/ pengetahuan masyarakat secara umum, khususnya anak-anak usia sekolah, perlu didirikan perpustakaan daerah pada level kecamatan. Kompetensi guru dalam proses belajar mengajar juga perlu ditingkatkan melalui pelatihan penguasaan bidang keilmuan untuk bidang-bidang studi tertentu seperti Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris. Selain itu untuk memacu semangat belajar dan mutu pendidikan maka perlu didirikan kelas-kelas unggul di masing-masing sekolah dan sekolah-sekolah unggul setiap jenjang pendidikan.
Untuk menjebol keterisolasian, perlu dibangun jalan-jalan menuju pusat produksi masyarakat desa, jalan lingkungan desa dan jalan antar desa. Kualitas jalan yang dibangun berbeda-beda, mulai dari koral hingga aspal. Salah satu kendala yang dihadapi dalam pembangunan jalan, sebagian wilayah yang akan dibangun merupakan lahan gambut/rawa. Untuk itu perlu dibangun saluran darinase.
Percepatan akses kabupaten Mukomuko dengan daerah lain, terutama ke ibukota Propinsi Bengkulu dan wilayah Sumatera Barat, perlu diaktifkan kembali Bandar Udara Mukomuko. Hal ini mengingat, saat ini antara Mukomuko dan Bengkulu (serta Padang) hanya bisa ditempuh dengan jalan darat yang mebutuhkan waktu sekitar 7-8 jam. Mobilitas masyarakat Mukomuko ke Bengkulu dan Padang relatif tinggi.
Kabupaten Mukomuko juga belum memiliki fasilitas pendidikan keahlian dan keterampilan. Untuk menciptakan tenaga kerja yang siap pakai, perlu dibangun Balai Latihan Kerja dengan berbagai macam keahlian untuk memenuhi keinginan pasar. Bekal yang diberikan juga bertujuan untuk menurunkan tingkat pengangguran dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Lulusan BLK ini perlu disertai dengan pemberian modal usaha dan modal kerja dalam bentuk pinjaman lunak pada kelompok-kelompok usaha yang dibentuk.
Kegiatan mitigasi perlu dilakukan melalui rehabilitasi kawasan pesisir (pantai) dan daerah aliran sungai. Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan adalah pembuatan tanggul, bronjong pelapis sungai dan penanaman hutan mangrove/bakau. Pemenuhan kebutuhan dasar terhadap penerangan, perlu digalakkan listrik masuk desa yang menjangkau daerah-daerah terpencil.
Penutup
Keberhasilan dalam mengentaskan ketertinggalan kabupaten Mukomuko tidak terlepas dari keseriusan dari pengambil kebijakan Pemda Mukomuko dan dukungan masyarakat atas kebijakan tersebut serta kemampuan Pemda Mukomuko untuk memperoleh dana luar untuk tujuan tersebut.
* Penulis adalah putra daerah Mukomuko.